Memutus Tali Silaturahmi Pertanda Kerasnya Hati
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Memutus silaaturahim termasuk bentuk maksiat yang menyebabkan hati membatu. Demikian jawaban Syaikh bin Bazz Rahimahullah, selagi ditanya “Apakah memutus silaturahim termasuk karena kerasnya hati?”, di web site resmi milik Syaikh Al-Imam Ibnu Bazz Rahimahullah, di www.binbaz.org.sa.
Lebih luas lagi, seluruh bentuk maksiat jadi karena kerasnya hati. Seperti durhaka ke orang tua, zina, memakan riba, mencuri, mabuk-mabukan, ghibah, namimah (adu domba), mengkonsumsi barang haram, khianat, dan termasuk memutus tali persaudaraan. Meninggalkan dzikrullah dan membaca Al-Qur'an termasuk termasuk bentuk maksiat yang menyebabkan hati jadi keras, kata Syaikh.
Syaikh Bin Bazz menyebutkan didalam fatwanya tersebut, dampak-dampak buruk berasal dari maksiat, yaitu maksiat menyebabkan keburukan besar di dunia dan akhirat, karena hati membatu, mengundang kemurkaan Allah, karena su’ul khatimah, disiksa di marzakh, dan di hari kiamat kelak.
Oleh karena itu, bagi setiap muslim perlu hindari dan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat tadi. Jika sudah terjerumus, hendaknya langsung bertaubat kepada Allah. Begitu termasuk bertaubat berasal dari memutus tali persaudaraan (silaturahim).
Taubat ini perlu jujur berasal dari hati dengan menghendaki balasan berasal dari Allah Subahanahu wa Ta'ala. Yaitu nyata-nyata menyesali maksiat yang dulu dikerjakan, meninggalkannya, dan bertekad tidak bakal mengulang maksiat itu. Ini ditunaikan dengan ikhlas karena Allah, mengagungkan-Nya, menghendaki pahala dari-Nya, dan was-was terhadap siksa-Nya.
Demikianlah harusnya setiap muslim dan muslimah terhadap maksiat. Semoga Allah menunjuki kita kepada Jalannya yang lurus. Wallahu A’lam.
Memutus silaaturahim termasuk bentuk maksiat yang menyebabkan hati membatu. Demikian jawaban Syaikh bin Bazz Rahimahullah, selagi ditanya “Apakah memutus silaturahim termasuk karena kerasnya hati?”, di web site resmi milik Syaikh Al-Imam Ibnu Bazz Rahimahullah, di www.binbaz.org.sa.
Lebih luas lagi, seluruh bentuk maksiat jadi karena kerasnya hati. Seperti durhaka ke orang tua, zina, memakan riba, mencuri, mabuk-mabukan, ghibah, namimah (adu domba), mengkonsumsi barang haram, khianat, dan termasuk memutus tali persaudaraan. Meninggalkan dzikrullah dan membaca Al-Qur'an termasuk termasuk bentuk maksiat yang menyebabkan hati jadi keras, kata Syaikh.
Syaikh Bin Bazz menyebutkan didalam fatwanya tersebut, dampak-dampak buruk berasal dari maksiat, yaitu maksiat menyebabkan keburukan besar di dunia dan akhirat, karena hati membatu, mengundang kemurkaan Allah, karena su’ul khatimah, disiksa di marzakh, dan di hari kiamat kelak.
Oleh karena itu, bagi setiap muslim perlu hindari dan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat tadi. Jika sudah terjerumus, hendaknya langsung bertaubat kepada Allah. Begitu termasuk bertaubat berasal dari memutus tali persaudaraan (silaturahim).
Taubat ini perlu jujur berasal dari hati dengan menghendaki balasan berasal dari Allah Subahanahu wa Ta'ala. Yaitu nyata-nyata menyesali maksiat yang dulu dikerjakan, meninggalkannya, dan bertekad tidak bakal mengulang maksiat itu. Ini ditunaikan dengan ikhlas karena Allah, mengagungkan-Nya, menghendaki pahala dari-Nya, dan was-was terhadap siksa-Nya.
Demikianlah harusnya setiap muslim dan muslimah terhadap maksiat. Semoga Allah menunjuki kita kepada Jalannya yang lurus. Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar